Selasa, 24 Juli 2012

Titik Cerah

Suatu hari, Aku,
Melupakan logika, lupa akan berfikir.
Melupakan norma, lupa akan guna batas.
Melupakan nurani, lupa akan guna kata hati.
Melupakan pengalaman, lupa akan guna pembelajaran.
Melupakan nilai sosial, lupa akan guna oranglain.

Di kemudian hari, Aku,
Berada di persimpangan ricuh dan ramai.
Berada di lereng - lereng pilihan.
Berada di ruang penuh keributan.
Berada di pusat kerusuhan.
Berada di jembatan tipu muslihat.

Di hari itu, Aku,
Tersesat.
Terjatuh.
Terpojok.
Terbelenggu.
Terpedaya.

Di hari ini, Aku di titik cerah semua masalah, Aku,
Kembali memakai logika, menggunakan kepala untuk berfikir.
Kembali menghargai norma, mengingat akan batas.
Kembali merasakan nurani, mendengarkan kata hati.
Kembali menoleh pengalaman, merealisasikan pembelajaran.
Kembali memperhitungkan nilai sosial, menyadari keberadaan oranglain.

Dan, Aku,
Mulai mengambil langkah, menjejaki lebih luas tapak kehidupan dunia, pada dimensi kenyataan.
Bersiap untuk berlari, mengejar ketertinggalan dari yang terlewati oleh pola pikir dan sudut pandang.
Berlari, untuk meraih bukan hanya mengejar.
Mengejar, dengan bernafas perlahan dalam ketenangan yang ter-arah.
Ketenangan dengan keleluasaan pandangan akan daratan, akan hutan, akan laut, akan udara dan langit, tanpa batas.
Berlari dalam awal sebuah titik cerah.

Dan, Aku,
Berlari...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar