Selasa, 29 Juni 2010

Pagi ini

Berhembusnya sang angin terasa bagai belaian lembut yang menyegarkan pagi ini,
seolah dia berkata "hai, ayo berdiri, saatnya mulai mengejar mimpi", tetapi..

Sang mentari pagi datang membawa senyum kehangatan dan mencerahkan pandangan pagi ini,
seolah dia berkata "tunggu apa lagi, ayo gegas berlari jalanmu telah jelas terlihat", tetapi..

Kicau para burung terdengar ramai bagai paduan suara indah yang menenangkan jiwa,
seolah mereka berkata "kamu pasti bisa, kamu pasti mampu", tetapi..

tetapi..

maaf wahai angin..
maaf wahai mentari..
maaf wahai burung-burung..

mata ini tiada sanggup lagi, selamat tidur.

Senin, 07 Juni 2010

maaf matahari pagi.

kepada sang matahari pagi,

matahari pagi, disuatu masa aku adalah pusat kebahagian mu, dimana kau melihat aku memiliki kehidupan dengan cahaya yang kau berikan.

matahari pagi, disuatu masa kau selalu tersenyum indah, sehingga membuatku bahagia seolah akulah yang membuat mu tersenyum indah.

matahari pagi, disuatu masa kau selalu menghangatkan ku, engkau selalu menerangi jalan ku, engkau selalu membuat ku tak sabar menunggu waktu untuk berjumpa dengan mu.

matahari pagi, disuatu masa gunung merapi melontarkan debu dan asap hingga kau tiada dapat melihat ku, hingga kau tiada mengenali ku.

matahari pagi, disuatu masa sang kabut gelap menghampiri hingga kau lelah untuk mencari ku, hingga kau pergi tanpa bisa kutemui bahkan melihat mu dari kejauhan.

matahari pagi, disuatu masa aku dibenci.

matahari pagi, disuatu masa aku membenci.

matahari pagi, disuatu masa aku dicintai.

matahari pagi, disuatu masa aku mencintai.

matahari pagi, disuatu masa engkau tetap penerang, meski hanya sebuah pelita.

matahari pagi, disuatu masa sang angin yang berbalut cerita datang dan seolah meniup pelita yang menjadi sosok diri mu bagi ku.

matahari pagi, disuatu masa aku harus berlari menghindar kedalam gua disaat kau terlihat akan terbit karena aku seolah terbakar oleh terik mu.

matahari pagi, disuatu masa kau tiada bisa kulihat tiada mungkin ku temui tiada pernah menghangatkan ku lagi, tetapi kau selalu didekat ku, ya kau selalu didekat ku karena kau selalu dihati dan pikiran ku.

maaf matahari pagi, disuatu masa aku bukan lah aku.

maaf matahari pagi, disuatu masa aku menjadi dia.

maaf matahari pagi, disuatu masa aku tidak mengenal mu.

maaf matahari pagi, disuatu masa aku telah menyerah.

Minggu, 06 Juni 2010

Batas

entah suatu ketenangan yang terbuat dengan sengaja atau memang ketenangan yang tercipta dari apa yang diketahui atas sebuah perasaan dan situasi.

bukan situasi yang melegakan atau bahkan bukan situasi yang membahagiakan, situasi ini yang entah apa namanya, situasi dimana ternyata cinta telah menghilang diketahui. seakan tiada daya karena untuk berfikir mencoba mengejar kembalipun telah lelah sebelum mencoba, terlalu takut akan sikap dan sifat, terlalu pengecut akan sekitar.

wahai sang pencipta jika aku memang hambamu, jika engkau memang Dzat yang menciptakan ku, jika engkau memang mendengar dan mengetahui. berikanlah jalan untuk dapat menghanyutkan apa yang menjadi keresahan dihati ini, aku tahu tentang batasan, sering terdengar "engkau memberikan apa yang dibutuhkan tidak selalu yang diinginkan". bila menurut Mu sekedar helaian keinginan ku, bila menurut Mu bukan yang aku butuhkan, bila menurut hanya nafsu bukan cinta, maka ciptakanlah wahai Yang maha mencipta, ciptakanlah sebagai apa yang aku butuhkan, aku inginkan dan bukan nafsu.

aku mengerti batas wahai Pencipta, hanya ada satu cinta yaitu Engkau tapi bagaimana aku mencintai Mu bila aku kehilangan apa yang menurutku cinta.
Bantu diriku untuk mencintai diriMu.
Tunjukan padaku cara mengenalmu,
dengan cinta bukan rasa takut,
dengan kasih sayang bukan rasa kasihan,
dengan manis bukan pahit,
dengan indah bukan buruk,
dengan kebahagian bukan kesengsaraan,
dengan kenikmatan bukan rasa sakit,
dengan penerangan bukan kegelapan.

aku mengerti batas wahai Pencipta, aku yang selalu memohon dan Engkau yang selalu memberi.

aku mengerti batas wahai Pencipta. saat ini aku belum mengenal diriku, maka saat ini aku belum mengenalMu.
pengakuan ku atas dirimu, sebatas rasa takut bukan Cinta.

saat ini aku bertanya seharusnya apa yang dimiliki setiap ciptaan Mu terhadap Mu, Cinta atau Rasa takut?

saat ini aku bertanya, Cinta terhadap Engkau atau rasa Takut terhadap Engkau yang Engkau inginkan dari setiap ciptaanMu wahai Pencipta?

aku mengerti batas wahai Pencipta,
aku bukan hakim hanya pencari dan pengemis saat menghadap Mu
aku bukan jaksa penuntut hanya pencari dan pengemis saat menghadap Mu
aku tidak tahu asal ku, siapa aku, apa peranku, lalu bagaimana aku mengenalmu?

aku memang tidak tahu batas wahai Pencipta.