Rasa yang terukir miris melewati Dia yang berjalan dan tiba tiba lunglai menuju tempat yang menjadi titik pemberhentianku.
Dia,
Seolah tidak perduli akan apa yang dikejarnya untuk hari ini.
Seolah tidak perduli akan cucuran keringatnya karena panas matahari.
Seolah tidak perduli akan jarak yang telah ditempuhnya.
Seolah tidak perduli akan beban dibahunya.
Dia,
Menuturkan kemuliaan, kata katanya indah mengiris hati.
Tubuhnya yang mengisyaratkan seolah berkata;
"Sudah cukup untuk hari ini. Aku telah berjuang sepenuh hati dan jiwa. Ini semua ku persembahkan atas nama sang pencipta, diambang batasku".
Aku,
Kesadaran rata dengan tanah.
Tubuh bergetar bagaikan petir menyambar.
Keringat dingin mengalir deras dalam kecepatan cahaya.
Mata terasa berkaca kaca, dan airmata mengalir dengan arus deras ditempat yang tidak terpeta-kan dunia autopsi .
Sebuah tanda mata indah dari hari ini.
Kecerdasan adalah saat tidak ada yang lebih penting dari apa yang seharusnya.
Kebaikan adalah saat pandangan bukan dari apa yang terlihat tetapi terasa.
Keikhlasan adalah saat tidak menimbang dan membandingkan tetapi mempercayakan.
Kecintaan adalah saat mengerti bukan sekedar memberikan segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar