Aspal dijalan akal dengan rambu rambu sebagai peringatan seringkali mengecoh, merubah apa yang terlihat menjadi yang terasa dan apa yang terasa menjadi yang terlihat.
Situasi ini hampir membuatku menggunakan rangkaian benang halus yang terjalin hingga berbentuk persegi dibawah kantung mata ku sendiri.
Aku menghindar dari matamu, bukan karena aku membencimu.
Aku takut, aku terlalu takut kau melihat dan membaca cerita dibalik mataku.
Aku berlari dari sosokmu, bukan karena aku marah.
Aku takut, aku terlalu takut kau mengetahui bahwa aku sedang berada disituasi yang tidak aku inginkan.
Aku berpaling dari wajahmu, bukan karena aku tidak ingin melihatmu.
Aku takut, aku terlalu takut kau menyadari bahwa kaulah penyebab semua ini.
Aku tetap berdiri disini, bukan karena aku tidak tahu harus kemana.
Tetapi karena aku ingin kau berfikir bahwa aku baik baik saja.
Aku tidak ingin kau berubah, aku ingin kau tetap tidak memikirkan ku.
Aku tidak ingin aku menjadi alasan akan sesuatu setelah kau mengetahui kau adalah penyebab.
Aku tetap akan menyimpan ini sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar