ini terasa membingungkan,
keringat yang mengalir deras untuk terciptanya sebuah senyuman meski hanya seutas,
ternyata telah tersapu oleh sebuah pemikiran yang singkat hingga menciptakan tanda tanya, tanda seru dan kalimat tak langsung yang ber-ekspresi.
Setelah kerasnya upaya, setelah diperasnya daya.
sekecil itu aku dan mereka di kediaman-kediaman kalian, kediaman dimana rasa berorientasi dan kediaman dimana kalkulasi berlalu lintas.
hahaha haha dan hahaha hahaha hahaha haha, aku hanya bisa tertawa heran.
Karena dikediaman yang aku dan mereka miliki, terdapat tugu-tugu besar kalian dengan pahatan seni yang tak ternilai meskipun kalian selalu menundukan kepala untuk aku dan mereka.
Kecewa kah aku?
Tidak!.
Marah kah aku?
Tidak!.
Sedih kah aku?
Juga tidak!, aku hanya bingung dan aku ingin bertanya; Apakah salah saat aku dan mereka mencoba membuat kalian tersenyum, membuat kalian bahagia, membuat kalian bangga dengan berada disana untuk kalian?. Aku dan mereka tidak sedang bermain "si kaya dan si miskin" disana, tidak sedang bermain "mencari dan bersembunyi", tidak sedang bermain "Hom Pim Paa", tidak ada satupun permainan yang aku dan mereka mainkan.
Aku dan mereka hanya ingin melihat dan membuat seutas senyuman.
Dan hingga saat setiap baris dari kata serta kalimat ini aku tuangkan, aku tersenyum dengan tetap melihat lukisan indah senyum bahagia dan bangga kalian dikediaman yang telah dianugrahkan oleh Sang Pencipta dimana lukisan indah itu memiliki bingkai di dua tempat yaitu didalam rongga dada dan didalam kepala.
jujur takut salah menginterprestasikannya, bingung mau nanggepinnya gimana. semoga kata kata ini gak salah sama apa yg aku dan mungkin kita kami mereka dia rasakan, dibalik wajah tetap ada rasa yang mungkin kalian ketahui atau tidak
BalasHapus